Kamis, 02 Juni 2011

Pantai Minahaki Toili, Mutiara hitam yang terlupakan

Panorama Pantai Minahaki di Toili, bak hamparan Mutiara hitam
Pantai Minahaki, yang terletak di ujung timur kecamatan Toili ini dahulunya merupakan satu-satunya objek wisata yang sangat terkenal bukan saja di masyarakat Toili bahkan sampai di luar kabupaten Banggai. Pantai Minahaki yang berpasir hitam lembut ini mempunyai karakteristik pantai yang luas dan landai dengan hutan pohon cemaranya serta beberapa pohon kelapa yang tumbuh subur disepanjang bibir pantai.  Pantai ini masih sangat bersih, alami dan sangat tenang karena jauh dari kebisingan pemukiman penduduk.

Dulu diwaktu saya kecil sampai di akhir era tahun 90an, pantai Minahaki Toili ini masih menjadi primadona objek wisata dan satu-satunya tempat rekreasi favorit keluarga yang sangat ramai di kunjungi oleh masyarakat Toili dan sekitarnya. Apalagi pada saat liburan lebaran atau hari-hari besar Nasional lainnya pantai ini sangat ramai di kunjungi wisatawan bukan saja dari masyarakat Toili dan sekitarnya saja, tetapi masyarakat Luwuk dan dari daerah lainnya juga banyak yang menghabiskan waktu liburannya di pantai ini. Saat itu pantai ini menjadi ajang atau tempat bersilahturahmi yang paling populer karena disini kita bisa bertemu dengan sanak family atau kerabat bahkan sahabat lama. Bukan itu saja, pantai ini juga sering mengadakan ivent-ivent atau pertunjukan yang menghibur para wisatawan. Karena merupakan satu-satunya objek wisata di dataran Toili saat itu tidak heran jalan-jalan menuju ke pantai Minahaki ini mulai dari desa Sentral Timur (dulu Sentra Sari) tumpah ruah dipenuhi pengendara mobil, motor bahkan pejalan kaki yang ingin ke pantai Minahaki. Oh Minahaki, aku rindu suasanamu dulu... kini kamu bagai mutiara hitam yang terlupakan....

Pantai Minahaki alami dan bersih
Di akhir tahun 90an ketika perusahaan logging mulai beroperasi di daerah ini dan menjadikan pantai Minahaki sebagai basecamp pengiriman kayu-kayu logging yang akan di ekspor melalui pantai ini, masyarakat Toili mulai berkurang mengujungi pantai ini. Disamping karena diprivatisasi oleh pengusaha logging, pantai ini mulai tidak terawat karena kotor oleh kulit-kulit kayu logging yang berserakan disepanjang pantai. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena beberpa tahun kemudian perusahaan ini hengkang dari pantai ini karena kayu-kayu logging yang ditebang di hutan Toili mulai menipis dan menyebabkan Toili beberapa kali dilanda banjir dahsyat di pertengahan tahun 90an lalu. Banjir itu telah merusak jalan-jalan menuju pantai ini bukan hanya itu abrasi sungai Minahaki karena banjir telah memutuskan jalan menuju pantai ini, sehingga akses menuju pantai ini benar-benar hilang saat itu. Tidak beberapa waktu berselang pesona pantai Minahaki lagi-lagi diprivapatisasi oleh perusahaan asing yang bergerak di bidang tambak udang yang beroperasi disekitar pantai Minahaki sehingga kebun-kebun kelapa dan hutan disekitar pantai dialih fungsikan menjadi tambak-tambak yang sangat merubah wajah pantai Minahaki. Tetapi perusahaan ini juga tidak bisa bertahan lama sehingga di akhir tahun 2000 kemarin perusahaan ini tutup dan meninggalkan tambak-tambak kosong yang ditumbuhi semak belukar dan menutup akses menuju pantai ini. 

Beberapa pengunjung terlihat sedang menikamti balapan motor
Kini pantai Minahaki kembali sepi dari berbagai aktivitas bisnis. Pantai ini seakan kembali tidur mencari ketenangannya yang hilang. Ketika Lebaran tahun lalu saya pulang kampung ke Toili Saya menyempatkan berkunjung ke pantai ini. Untuk mencapai pantai ini sekarang sangat susah karena hanya ada jalan setapak dari bekas pematang tambak saja yang satu-satunya akses jalan yang bisa dilalui. Lokasi sekitar pantai ini ditumbuhi oleh semak belukar sehingga hanya kendaraan roda dua saja yang bisa mengakses jalan ini. Walau akses menuju pantai ini tidak semudah dulu tetapi bukan berarti pantai ini hilang pesonanya, pantai ini masih sering di kunjungi oleh muda-mudi sebagai tempat beradu ketangkasan dalam balap motor pantai atau sekedar datang bersantai dibawah pohon-pohon cemara yang memang banyak tumbuh disepanjang pantai ini. 

Saat saya berkunujung kesana saya melihat beberap pemuda sedang asyik bermain balapan motor, main volly pantai atau sepak bola pantai. Bahkan banyak keluarga-keluarga yang datang sekedar bersantai sambil bakar ikan dibawah pohon cemara. Suasana pantai yang tenang dan teduh ini membuat siapa saja betah berlama-lama menikmati keindahan dan suasana alami pantai ini. Sepanjang mata memandang kita akan disuguhi oleh pemandangan pantai yang landai luas dan bersih. Sesekali kita akan dikejutkan oleh riuhnya suara burung-burung camar yang asyik bermain dan mencari ikan dilapas pantai. 

Sampai saat ini di dataran Toili masih minim atau bahkan bisa dibilang tidak memiliki sarana rekreasi lain selain pantai Minahaki di wilayah Toili Timur dan pantai Pandanwangi di wilayah Toili Barat. Karena itu  sebagai putra Toili saya berharap pemda setempat atau para investor peka terhadap kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi dan hiburan ini sehingga mau memperbaiki dan berinvestasi membangun infrastruktur terutama jalan menuju lokasi objek wisata Pantai Minahaki dan sarana penunjang lainya. Sehingga secara tidak langsung dapat memberdayakan dan mengiatkan kembali perekonomian masyarakat sekitar yang telah lama mati oleh keserakahan pihak-pihak yang hanya mementingkan kantongnya sendiri. @BLTA0619

2 komentar:

  1. Pemda setempat masih sibuk ngurusin penggundulan hutan di Toili untuk perluasan kelapa sawit jadi boro-boro mau buat jalan apalagi tempat rekreasi...
    ntar tunggu lebaran monyet tiba kali baru terwujud wakakakakkakk!!

    BalasHapus
  2. Selamat pagi
    Saya Ahsan tinggal diSurabaya. Sekitar tahun 1996, keluarga saya tinggal di Kampung Bugis Kec. Batui Kab. Luwuk(Banggai). Saat ini saya terputus komunikasi dengan keluarga saya itu. Adakah rekan-rekan diforum ini yang bisa membantu saya menemukan keluarga saya? Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus